"Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita?" - Kisah Para Rasul 2:8
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Kristus,
Dengan sukacita yang besar, saya membagikan pengalaman luar biasa yang saya alami sebagai mentor dalam Pelatihan Penerjemahan Alkitab Lisan yang diadakan di Timor Leste, dari tanggal 22 Juli hingga 6 Agustus 2023.
Acara yang luar biasa ini mempertemukan para konsultan dan penutur asli dari empat dari 32 bahasa ibu di Tomor Leste, dengan tujuan yang jelas dan inspiratif: untuk memampukan saudara-saudara yang terkasih ini untuk menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa mereka sendiri, melalui sebuah pendekatan yang menyeluruh dan berdasarkan makna. Izinkan saya untuk menyoroti tahapan-tahapan yang menarik dari pelatihan ini dan bagaimana pelatihan ini menerangi kebenaran universal dari Firman Allah dengan cara yang sangat menyentuh.
Bayangkan sebuah lingkungan yang bergairah, penuh dengan suara lagu-lagu pujian dan doa yang khusyuk. Ini adalah skenario awal dari perjalanan kami. Dengan bersatu melalui Kitab Suci, kami menyelami kisah Rut, sebuah kitab yang menyuarakan nilai-nilai dan tantangan dari komunitas kami sendiri.
Ketika kami berulang kali mendengarkan narasi yang menginspirasi ini, pesannya menjadi hidup, mengungkapkan hubungan yang mengejutkan dengan konteks budaya lokal. Para peserta melihat jejak-jejak perjalanan iman mereka sendiri dalam halaman-halaman kisah kuno ini.
Pelatihan ini mengikuti struktur yang jelas yang terdiri dari perenungan dan kegiatan praktis selama dua minggu penuh. Kami mulai dengan mengeksplorasi proses penerjemahan, yang berkisar dari hubungan emosional yang mendalam dengan teks hingga pemahaman intelektual yang menyeluruh dan pada akhirnya internalisasi.
Tim-tim mulai dibentuk di mana para penerjemah, pemeriksa, fasilitator, dan komunitas disatukan. Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat melampaui kata-kata dan sampai ke hati setiap individu.
Pada minggu kedua, seorang pemuda, Bazilo, memiliki misi yang penting. Meskipun ia tidak secara langsung berpartisipasi dalam penerjemahan, tanggung jawabnya untuk memeriksa kualitas terjemahan kitab Rut sangat berdampak pada kehidupannya.
Setelah mendengar cerita dalam bahasa ibunya, jiwanya tersentuh dengan cara yang tak terduga. Setiap kata tampaknya lebih dari sekadar bahasa; itu adalah sebuah portal menuju pemahaman yang mendalam dan emosional. Bazilo berbagi, "Sekarang, akhirnya, semuanya masuk akal. Kisah ini menusuk hati saya."
Keberhasilan pelatihan ini tercermin dari tersedianya Alkitab dalam bahasa-bahasa lokal, yang membuka jalan bagi akses langsung kepada iman dan transformasi spiritual. Perayaan yang menginspirasi ini menjadi saksi komitmen dan sukacita para peserta untuk menjadi agen transformasi dalam komunitas melalui penerjemahan Alkitab.
Saudara-saudara yang terkasih, pengalaman ini adalah pengingat yang jelas bahwa Alkitab memiliki kekuatan untuk melampaui batasan bahasa, menyentuh jiwa kita secara mendalam dan mengubah hidup kita.
Melalui penerjemahan Alkitab secara lisan, Firman Tuhan menjadi lebih dari sekadar kata-kata; Firman Tuhan menjadi jembatan menuju pemahaman rohani dan hubungan pribadi. Kiranya kita terus mendukung dan merayakan karya Tuhan yang luar biasa ini!
"Semoga kata-kata dari Kisah Para Rasul 2:8 bergema di dalam hati kita, mengingatkan kita bahwa pesan ilahi adalah untuk kita semua, apa pun bahasa yang kita gunakan. Penerjemahan Alkitab secara lisan adalah sebuah karunia yang memungkinkan kita untuk menyelami kedalaman Firman Tuhan dalam bahasa ibu kita, memperkuat iman kita dan mengubah hidup kita."
Dengan rasa syukur dan berkat,
Manuel Pedro