"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit."
– Matius 9:37
Di balik statistik rendahnya kebiasaan membaca Alkitab di Indonesia, tersembunyi ribuan hati yang sebenarnya lapar dan haus akan Firman Tuhan.
Mereka mungkin tidak tahu bagaimana memulainya, merasa tidak mampu, tidak punya komunitas yang mendukung, atau bahkan merasa terlalu terlambat untuk memulai. Tapi kabar baiknya: Tuhan bisa memakai kamu untuk menyalakan kembali api itu.
Artikel ini ditulis untuk kamu—yang rindu agar semakin banyak orang mengalami hidup yang diubahkan oleh Firman Tuhan. Kamu tidak perlu menjadi pengkhotbah hebat atau pemimpin rohani. Kamu hanya perlu satu hal: kerinduan untuk mengajak.
Karena Alkitab bukan sekadar buku. Alkitab adalah sumber kehidupan, cermin kebenaran, dan saluran utama untuk mengenal Allah secara pribadi. Di dalamnya, kita menemukan siapa Tuhan sebenarnya, siapa diri kita, dan untuk apa kita hidup.
Namun, banyak orang belum menyadari nilai ini. Mereka mengira Alkitab sulit dimengerti, membosankan, atau hanya untuk “orang rohani.” Di sinilah kamu berperan—sebagai jembatan antara mereka dan Firman Tuhan.
Lebih banyak dari yang kamu kira. Misalnya:
Teman yang sedang mengalami pergumulan
Keluarga yang jarang buka Alkitab
Rekan kerja yang mulai mencari makna hidup
Orang yang sudah Kristen bertahun-tahun, tapi belum pernah menuntaskan pembacaan Alkitab
Ingat: kita tidak tahu siapa yang sedang haus akan kebenaran—tapi Tuhan tahu, dan Dia bisa pakai kamu untuk mengetuk hati mereka.
1. Mulai dengan Doa
Sebelum kamu mulai mengajak siapa pun, berdoalah. Minta Tuhan tunjukkan siapa yang perlu kamu dekati. Doa membuka jalan dan mempersiapkan hati mereka—jauh lebih efektif daripada usaha manusia semata.
2. Jangan Menggurui—Bagikan Cerita
Daripada memberi nasihat panjang, coba bagikan pengalaman pribadi. Ceritakan bagaimana Firman Tuhan mengubah hidupmu atau bagaimana kamu mulai disiplin membaca Alkitab lewat program seperti ABBA90.
“Awalnya aku juga nggak yakin bisa konsisten, tapi ternyata saat dijalani bareng komunitas, rasanya jadi lebih ringan. Aku jadi bisa lihat Tuhan lebih jelas dari halaman ke halaman.”
Cerita seperti ini lebih menginspirasi dibanding ajakan kosong.
3. Gunakan Pertanyaan yang Menggugah
Terkadang, pertanyaan yang baik bisa membuka percakapan rohani:
“Kamu pernah nggak merasa rindu lebih kenal Tuhan?”
“Pernah kepikiran pengen mulai baca Alkitab tapi bingung mulainya dari mana?”
“Kalau ada komunitas baca bareng, kamu tertarik ikut?”
Pertanyaan yang tepat bisa jadi awal perjalanan iman yang baru bagi seseorang.
4. Tawarkan Program yang Terstruktur
Orang sering gagal karena tidak tahu langkahnya. Di sinilah program seperti ABBA90 jadi jawaban. Dengan jadwal yang jelas, komunitas yang saling menyemangati, dan bahan pendamping yang praktis, seseorang tidak akan merasa sendirian.
Berikan mereka informasi dan link pendaftaran secara langsung. Bahkan lebih baik lagi, tawarkan untuk ikut bareng dalam grup yang sama.
5. Tetap Jadi Teman, Bukan Polisi Rohani
Tugasmu adalah menabur dan menyirami, bukan memaksa. Biarkan Tuhan yang memberi pertumbuhan (1 Korintus 3:6). Tetap jadi teman yang suportif, bukan yang menghakimi.
Kesaksian Ibu Faustine, peserta ABBA90 gelombang 11, adalah contoh nyata:
“Saya belum pernah baca Alkitab sebelumnya, tapi saya ikut karena saya ingin mengenal Tuhan.”
Dengan semangat dan bimbingan komunitas, beliau berhasil menyelesaikan seluruh pembacaan Perjanjian Baru. Jika seseorang seperti Ibu Faustine bisa memulai dan menyelesaikannya, begitu juga orang-orang di sekitarmu. Mungkin mereka hanya menunggu satu undangan—dari kamu.
Mari kita berhenti menganggap ajakan baca Alkitab sebagai hal besar yang menakutkan. Mulailah dengan langkah kecil: satu orang, satu percakapan, satu undangan.
Karena saat satu orang membaca Firman, satu kehidupan bisa berubah. Dan saat satu kehidupan berubah, satu keluarga, lingkungan, gereja, dunia pun bisa ikut diubahkan.
Mari jadi bagian dari gerakan menabur Firman di Indonesia. Mari hapus kemiskinan Alkitab—satu jiwa demi satu jiwa.